JAKARTA, HOLOPIS.COM – Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta pemerintah merevisi target 12-15 bulan program vaksinasi nasional menyusul kebijakan baru perpanjangan interval alias jarak waktu antara suntikan dosis vaksin Covid-19 pertama dengan suntikan kedua Sinovac yang menyasar usia 18-59 tahun menjadi 28 hari.
Dicky menyebut secara studi, rata-rata interval pemberian vaksin berada di kisaran 4 minggu. Namun mengingat vaksin AstraZeneca yang memiliki interval hingga 12 minggu, maka menurutnya pemerintah harus menyusun kembali road map atau peta jalan vaksinasi nasional.
Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan menargetkan program vaksinsi nasional dapat rampung selama 15 bulan atau pada Maret 2022. Namun, Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi rampung dalam setahun.
“Target harus disesuaikan, selain yang pertama target setahun tidak realistis dengan kondisi konteks indonesia. Kedua, kita harus revisi road mapnya sesuai perpanjangan masa interval, jadi disesuaikan perkembangan terbaru,” kata Dicky dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (24/3).
Dicky menjelaskan interval vaksin yang diperpanjang sah dilakukan, mengingat penelitian vaksin asal perusahaan China, Sinovac, masih berjalan hingga saat ini. Ia juga meminta pemerintah lekas membuat hasil evaluasi vaksinasi di Indonesia yang sudah berjalan dalam tiga bulan terakhir.
Evaluasi itu nantinya untuk melihat apakah efikasi vaksin Sinovac di Indonesia sebesar 65,3 persen itu akan bertambah atau berkurang berdasarkan hasil studi di lapangan. Selain itu, evaluasi itu juga harus mendata detail soal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Data di lapangan ini perlu, ini perlu ditagih ke pemerintah karena jangan-jangan efikasi tetap 60-an persen itu, atau malah sama dengan Turki 83,5 persen, atau malah menurun. Menurut saya kemungkinan menurun, tapi sedikit,” jelasnya.
Meski pelaksanaan vaksinasi akan sedikit molor, ia menyebut dengan interval penyuntikan yang semakin panjang, maka daya antibodi yang dihasilkan vaksin di dalam tubuh lebih kuat bekerja.
Selain itu, dengan interval vaksin yang diperpanjang, Dicky menilai vaksin dapat dimanfaatkan terlebih dahulu untuk sasaran vaksinasi yang rentan terpapar covid-19, seperti warga lanjut usia (lansia) terlebih dahulu.
“Suntikan pertama dari riset Sinovac dan hampir semua vaksin, antibodi yang timbul itu baru setelah 12 hari penyuntikan, secara teoritis semakin lama semakin bagus, karena kalau baru 12 hari, itu tubuh masih belajar mengenali antibodi,” katanya.
Kementerian Kesehatan memutuskan untuk memperpanjang masa interval dalam program vaksinasi nasional. Interval vaksinasi bagi warga 18-59 tahun yang semula ditetapkan 0-14 hari, kini diperpanjang menjadi 0-28 hari atau serupa dengan interval vaksinasi pada warga lansia.(Tri)
Interval Suntikan Vaksinasi ke 1 dan ke 2 jadi 28 Hari
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.