Minggu, 15 September 2024
Minggu, 15 September 2024
NewsEkobizEkonomi RI Masih Minus

Ekonomi RI Masih Minus

JAKARTA, HOLOPIS.COM – Indonesia masih dibayangi resesi. Tercermin dari proyeksi pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I-2021 terkontraksi atau minus -1% sampai dengan -0,1%. Padahal, pemerintah sudah memberikan sederet stimulus kebijakan, apakah hal tersebut belum bisa mengerek ekonomi RI
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, perbaikan ekonomi akan tercemin pada Kuartal II-2021. Febrio memprediksi realisasi Produk Domestik Bruto (PDB) pada Kuartal II-2021 mencapai 7%.
“Kuartal II-2021 dan seterusnya akan menunjukkan perbaikan signifikan. Karena Kuartal II-2020 adalah basis terendah pada tahun lalu, jadi pada kuartal II-2021 bisa signifikan,” tuturnya dalam konferensi pers APBN Kita dikutip cncbindonesia.com, Selasa (23/3).
Dalam upaya membantu masyarakat hingga pelaku usaha di tengah pandemi Covid-19, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menebar berbagai insentif bidang perpajakan.
Insentif Pajak telah diberikan sejak tahun lalu dan diperpanjang hingga tahun ini. Setidaknya ada enam insentif perpajakan yang diperpanjang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di tahun ini.
Perpanjangan hingga 30 Juni 2021 yakni untuk Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 hingga PPh impor yang terkait dengan alat kesehatan.
Terbaru adalah insentif untuk sektor properti dan otomotif yang mulai diberlakukan pada awal Maret tahun ini. Ini bertujuan untuk membangkitkan konsumsi masyarakat sekaligus membantu kedua sektor yang sangat tertekan karena pandemi Covid-19.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memandang, berbagai stimulus relaksasi pembebasn PPN untuk properti dan pembebasan PPnBM untuk mobil di bawah 1.500 cc sebearnya sudah mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal I-2021.
“Oleh karena itu, kontraksinya tidak terlalu dalam. Semoga ini bisa banyak dampaknya terasa di Kuartal II-2021,” jelas David dikutip cnbcindonesia.com Rabu (24/3).
Disisi lain, Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah menjelaskan berbagai relaksasi yang diberlakukan pemerintah rata-rata baru berlaku pada Maret dan April.
Piter juga meyakini, ukuran keberhasilan kebijakan pemerintah bukan agar pertumbuhan ekonomi positif. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi lebih dipengaruhi oleh pandemi.
“Ekonomi negatif bukan berarti program pemerintah gagal. Perekonomian tetap bertahan hidup Itu adalah keberhasilan program pemerintah. Tanpa program pemerintah perekonomian bisa terpuruk lebih dalam,” jelas Piter.(Tri)

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Penulis : TYS

Editor : N/A

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Anindya Bakrie Ingin Bawa Kemitraan Kadin dengan Pemerintah Lebih Baik

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyampaikan, bahwa dirinya ingin kerja sama antara Kadin dengan pemerintah ke depan semakin baik.

Munaslub Tetapkan Anindya Bakrie Jadi Ketua Umum Kadin Indonesia

Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah resmi menetapkan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia, menggantikan Arsjad Rasjid.

Layanan Belum Bisa Diakses, Indodax Lanjut Kasih Giveaway

Layanan Indodax sampai dengan saat ini masih belum bisa diakses, setelah terjadinya peretasan atas sistem transaksi Indodax pada Rabu (11/9) lalu.

Sempat Ditolak, Munaslub Kadin Indonesia Tetap Digelar Hari Ini

Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tetap digelar pada hari ini, Sabtu (14/9), meskipun sempat terjadi penolakan dari sejumlah pengurus Kadin daerah.