JAKARTA, HOLOPIS.COM – Film superhero menjadi fenomena baru di dunia perfilman dunia. Dimulai sejak kesuksesan trilogi Spiderman, yang diperankan Tobey Maguire, dan Batman yang diperankan oleh Christian Bale, ditambah dengan Kehadiran Iron Man, sebagai film pertama dari “Marvel Cinematic Universe”, membuat pencinta film demam akan film superhero yang diangkat dari komik.
Tidak hanya di Amerika Serikat, Indonesia juga punya komik superhero klasik. Diterbitkan oleh Bumilangit Komik, “Gundala: Putra Petir” pertama kali diterbitkan pada tahun 1969, karya Harya Suraminata (Hasmi).
Komik Gundala Putra Petir (1969)
Tahun 2019, film superhero pertama Indonesia tayang, berjudul “Gundala” karya sutradara Indonesia ternama Joko Anwar.
Ditaburi banyak bintang papan atas, film Gundala memilih warna cerita yang lebih gelap walaupun tetap disisipi beberapa adegan komedi. Diawali dengan kisah tokoh utama bernama Sancaka. Sancaka pertama kali dikenalkan ke penonton saat ia masih seorang anak laki-laki.
Ayah Sancaka, yang diperankan oleh Rio Dewanto, adalah seorang buruh pabrik yang memimpin protes, karena perlakuan tidak adil oleh pemilik parbik. Suatu hari ayah Sancaka dikhianati oleh buruh pabrik yang lain, sehingga dirinya terbunuh. Tidak punya uang, ibu Sancaka pergi ke luar kota untuk mendapatkan pekerjaan, namun ibu Sancaka tidak pernah kembali, hingga meninggalkan Sancaka sebatang kara.
Sancaka kecil, yang diperankan oleh actor muda Muzakki Ramdhan berhasil memerankan karakternya dan akan membuat anda turut sedih dengan trauma-trauma yang ia alami.
Bertahun-tahun kemudian, Sancaka dewasa sekarang tinggal di Jakarta sebagai penjaga di pabrik cetak. Walaupun sudah dewasa, Sancaka tetap memiliki ketakutan terhadap petir seperti saat ia masih kecil. Namun petir yang selama ini ia takuti ternyata memberikannya kekuatan yang tak diduga. Ini terjadi saat ia harus menolong tetangganya, Wulan yang diperankan oleh Tara Basro dari gerombolan preman. Tidak hanya menyembuhkan luka dan mengembalikan tenaga, sambaran petir ternyata bisa membuatnya sangat kuat.
Tentu saja dengan kekuatan yang luar biasa, datang pula tanggung jawab yang lebih besar, Sancaka harus membela masyarakat dari orang-orang yang memiliki rencana jahat.
Film berdurasi dua jam ini memiliki alur yang cukup lambat, namun demikian, kemajuan cerita memiliki pacing yang cukup stabil. Alur cerita membuat kita bersimpati pada Sancaka, dan melihat perkembangan karakter yang ia lewati dari seorang anak yang harus berjuang untuk dirinya sendiri, hingga menjadi seorang pahwalan bernama Gundala. Tidak seperti film superhero dari Marvel dimana film dibungkus dengan ringan dan dipenuhi dengan komedi, Joko Anwar memilih jalur yang lebih ‘dark’. Adegan-adegan aksi yang apik di film ini juga akan memuaskan anda para pencinta film action.
Abimana Aryasatya sebagai Sancaka (Gundala)
Sosok Abimana Aryasatya merupakan pilihan yang pas untuk Gundala. Selain Abimana, film ini juga dibintangi oleh Lukman Sardi, Cecep Arif Rahman, Ario Bayu, Marissa Anita, dan masih banyak lagi.
Film kedua setelah Gundala dari Bumilangit Cinematic Universe ini direncanakan akan dirilis pada tahun 2020. Namun akibat pandemic covid-19, film yang berjudul “Sri Asih” yang akan diperankan oleh Pevita Pearce ini harus diundur, dan dirilis pada tahun 2021.
Film Gundala bisa anda nikmati lewat layanan streaming Netflix.