JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meyakini harga cabai akan turun perlahan-lahan jelang bulan puasa dan Idul Fitri. Pasalnya, beberapa daerah produsen cabai yang sebelumnya mengalami kerusakan dan gagal panen sudah mulai panen.
Sebelumnya harga cabai bisa mencapai Rp140ribu perkilo, harga cabai malah lebih mahal ketimbang harga daging sapi yang hanya Rp120ribu perkilo. Lutfi mengungkapkan penyebab lonjakan harga cabai beberapa waktu belakangan dikarenakan menyusutnya pasokan sejumlah daerah, serta terlambatnya masa panen.
“Harganya naik turun karena belum panen raya, jadi panennya mundur sedikit karena hujan akhir tahun kemarin,” dikutip cnnindonesia.com, Jumat (19/3).
Menurut Lutfi, penyusutan stok juga disebabkan belum ada tempat penyimpanan yang cukup memadai untuk menjaga stok tetap awet dalam jangka panjang. Kementerian Perdagangan sendiri telah mengembangkan penggunaan teknologi Controlled Atmosphere Storage (CAS) yang dapat membuat komoditas sayur-sayuran lebih tahan lama. Namun, alat tersebut sementara ini baru berfungsi optimal untuk bawang putih dan bawang merah.
“Ini sudah jalan tapi dipakainya buat bawang, karena kalau pakai bawang, bawang merah terutama, ada penyusutannya. Tapi enggak banyak. Kalau cabai katanya bertahan memang. Tapi begitu dikeluarkan menyusut,” jelasnya.(Tri)