JAKARTA, HOLOPIS.COM – Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia mengancam bakal melakukan aksi besar-besaran jika pemerintah kembali memperbolehkan pengusaha mencicil tunjangan hari raya keagamaan (THR) seperti tahun 2020 lalu.
Presiden Aspek Mirah Sumirat mengatakan langkah itu diambil karena kebijakan tersebut akan sangat merugikan buruh. Bahkan, hingga saat ini, Mirah mencatat masih banyak perusahaan yang belum menyelesaikan cicilan THR-nya tahun lalu.
“Kami akan aksi besar-besaran. Tentunya dengan protokol kesehatan. Itu yang akan kami lakukan,” dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (17/3).
Selain aksi besar-besaran, serikat buruh di berbagai daerah juga akan mengirimkan surat resmi kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) agar opsi penundaan atau pencicilan THR tak diambil.
“Kami akan keluarkan surat-surat resmi ke Kemnaker. Akan kami warning dulu karena akan merugikan, feeling saya akan mengeluarkan keputusan merugikan tidak berbeda dengan tahun lalu,” tuturnya.
Menurut Mirah, upaya lebih keras juga akan ditempuh buruh sebab tahun lalu gugatan yang diajukan ke pengadilan terkait kebijakan THR boleh dicicil terbukti tak optimal.
“Kemarin saja belum selesai kita, masih banyak advokasinya sampai kementerian pusat. Ada beberapa kawan yang mangkrak kasusnya di kabupaten/kota setempat. Di pusat saja belum selesai dibayarkan,” jelasnya.
Kendati demikian, Mirah masih berharap pemerintah mau membuka ruang dialog terlebih dahulu bersama para buruh soal ketentuan pemberian THR sudah diatur secara jelas dalam Undang-undang Ketenagakerjaan.
“Jangan lah keluarkan keputusan ini karena sudah ada aturan di Undang-Undang. Aturan itu artinya Kemenaker jangan lagi membuat turunannya yang justru merugikan apalagi di situasi seperti ini pemerintah harus memperkuat pendapatan para buruh supaya ekonomi bergerak,” ucapnya.(Tri)